Malam ini pukul 7.30 sehabis berbuka puasa, saya meluncur Arabika (urusan bisnis dengan rekanan). Dinginnya malam kutepis dengan berkhayal kalau bisnis berhasil akan jadi pos pemasukan lain yang datang rutin tiap bulan....he2x
Aku tiba dirumah yang kutuju,terlihat lampu ruang tamu masih menyala,coba kuketuk pintu sambil mengucap salam. Sang empunya rumah membuka pintu dan kebetulan Pak XXX yang meyambut, wajah tuanya masih memancarkan wibawa yang membuat orang akan hormat begitu berhadapan langsung dengannya (itu pula yang kutunjukkan),beliau menyambutku dan mempersilahkan masuk. Kebetulan beliau sedang duduk-duduk di ruang tamu mungkin baru saja membaca tafsir Al-Qur'an, soalnya Kitab itu dalam keadaan terbuka di meja. Tanpa basa-basi (aku memang tidak suka basa-basi, buang-buang waktu) kuutarakan maksud dan tujuanku datang dirumahnya, setelah 10 menit berbicara,nampaknya belum ada keputusana final, harus memusyawarahkan dulu dengan staf dan "manajernya" tentang pembagian hasil. Saya selaku yang dikuasakan untuk mengelola bisnis tersebut mesti bersabar menunggu hasil mufakat dari "Trio" tadi. Sebenarnya sudah mau beranjak pulang setelah urusan ini selesai, karena Pak XXX menanyakan kabar CPU-nya yang ku service, akhirnya cerita berlanjut (he3x,tapi ini bukan basa-basi lho,ceritanya berbobot...he3x lagi). Tarik sana-tarik sini akhirnya sampailah pada topik Pilkada, wah inilah sebenarnya yang sangat kuhindari, aku tidak mau terlibat apapun dengan politik praktis). Pak XXX bercerita tentang kenapa sampai seseorang rela berkorban apapun untuk jadi Bupati...!!!
(((bersambung)))
Aku tiba dirumah yang kutuju,terlihat lampu ruang tamu masih menyala,coba kuketuk pintu sambil mengucap salam. Sang empunya rumah membuka pintu dan kebetulan Pak XXX yang meyambut, wajah tuanya masih memancarkan wibawa yang membuat orang akan hormat begitu berhadapan langsung dengannya (itu pula yang kutunjukkan),beliau menyambutku dan mempersilahkan masuk. Kebetulan beliau sedang duduk-duduk di ruang tamu mungkin baru saja membaca tafsir Al-Qur'an, soalnya Kitab itu dalam keadaan terbuka di meja. Tanpa basa-basi (aku memang tidak suka basa-basi, buang-buang waktu) kuutarakan maksud dan tujuanku datang dirumahnya, setelah 10 menit berbicara,nampaknya belum ada keputusana final, harus memusyawarahkan dulu dengan staf dan "manajernya" tentang pembagian hasil. Saya selaku yang dikuasakan untuk mengelola bisnis tersebut mesti bersabar menunggu hasil mufakat dari "Trio" tadi. Sebenarnya sudah mau beranjak pulang setelah urusan ini selesai, karena Pak XXX menanyakan kabar CPU-nya yang ku service, akhirnya cerita berlanjut (he3x,tapi ini bukan basa-basi lho,ceritanya berbobot...he3x lagi). Tarik sana-tarik sini akhirnya sampailah pada topik Pilkada, wah inilah sebenarnya yang sangat kuhindari, aku tidak mau terlibat apapun dengan politik praktis). Pak XXX bercerita tentang kenapa sampai seseorang rela berkorban apapun untuk jadi Bupati...!!!
(((bersambung)))
2 comments:
aih..ngomongin bisnis malem-malem tidakkah sangat melelahkan?
Mau gimana lagi Tha..^^ kesempatan tidak datang dua kali....
Post a Comment